Sesuai dengan permintaan komentator di postingan yang lalu tentang kisah sukses Donald J. Trump
seorang milyuner asal negeri paman Sam Amerika, kali ini kita akan
menceritakan kisah sukses Andrie Wongso, siapa dia..? yang mengaku
bergelar SDTT [Sekolah Dasar Tidak Tamat], tetapi bisa menjadi the
number one motivator di Indonesia. Selalu mengucapkan Selamat Pagi,
kapan saja ketemu, siang, malam. Biar semangat.. he he he... Karena pagi
itu identik dengan kegairahan, kesegaran, semangat, Semangat,
Semangat...!!!
Andrie Wongso selalu menceritakan masa kecilnya yang
sengsara di Malang. Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir dari
keluarga Tionghoa miskin. Ia tidak tamat sekolah dasar, putus kelas
enam, karena sekolah Tionghoa ditutup pemerintah Orde Baru. Tak putus
asa, Andrie kecil menjual kue-kue di pasar dan toko-toko di Malang.
"Saya tidak pernah malu karena saya dan orang tua harus survive. Kalau
nggak jualan ke pasar-pasar, kami makan apa?" ujar Andrie Wongso di
Surabaya beberapa waktu lalu.
Usia 22 tahun hijrah ke Jakarta karena mendapat panggilan kerja sebagai
seorang salesman di sebuah perusahaan sabun. Pekerjaan sales ini cukup
memberinya waktu lowong, yang diisinya dengan berlatih kungfu. Kungfu
bukan sekedar bela diri, namun juga mengandung nilai-nilai kedisiplinan,
tanggungjawab, komitmen, perjuangan dan kemauan keras. Nilai-nilai
luhur ini semakin membentuk jati diri Andrie Wongso. Selain itu,
ketegaran orang tua Andrie dalam menghadapi kemiskinan juga berperan
besar dalam pembentukan karakter dirinya.
Ketika film-film kungfu Hongkong mem-booming di tahun 70-an, hati Andrie
muda tergelitik ingin menjadi seorang bintang film. Untuk menggapai
cita-cita ini, tahun 1978 Andrie berhenti bekerja dan mulai mengirimkan
lamaran ke perusahaan-perusahaan film di Hongkong. Namun selama tiga
bulan tak ada satu pun perusahaan film yang memanggilnya. Masa-masa itu
merupakan masa yang berat bagi Andrie muda. Ia mengalami tekanan mental
yang luar biasa.
Tekanan hidup yang dialaminya ternyata tidak berhenti di situ saja. Pada
saat bersamaan, salah satu orang tuanya meninggal. Bukan hal yang mudah
bagi kita untuk membayangkan, apalagi menghadapi derita yang dialami
Andrie Wongso. Andrie muda pulang ke Malang. Pada tahun 1979 kembali ke
Jakarta untuk mengadu nasib. Kali ini Andrie tampil sebagai seorang
pelayan toko yang hanya melayani pembeli tetapi tidak bisa masuk ke
dalam toko, alias setengah kuli.
Untuk mengisi waktu luang, Andrie muda yang semakin beranjak dewasa
mendirikan sebuah perguruan kungfu bernama Hap Kun Do. Hingga akhirnya
penghasilan dari melatih kungfu yang diperolehnya lebih besar daripada
gaji sebagai pelayan toko. Di sinilah kembali muncul impian untuk
menjadi bintang film. Andrie lalu keluar dari pekerjaannya dan berlatih
kungfu secara intensif selama dua minggu, kemudian mengirimkan foto dan
surat lamaran ke Hongkong. Sungguh malang nasibnya ternyata masih di
tolak.
Tiga bulan hidup dengan tanpa penghasilan bukan hal yang mudah untuk
dilalui, sebab itu ia berusaha untuk memotivasi diri sendiri. Dan tiga
bulan kemudian, akhirnya ia berhasil dan selama tiga tahun kemudian
Andrie muda berhasil mewujudkan impiannya menjadi bintang film di
Taiwan, meski bukan sebagai aktor utama.
Setelah tiga tahun menekuni profesi sebagai bintang film, Andrie kembali
ke Indonesia dan mulai merintis jalan sebagai seorang pengusaha pembuat
kartu ucapan. Tahun 1985 lahirlah Harvest. Pada awalnya bisnis ini
tidak berjalan dengan mudah, berbagai macam penolakan dan hambatan
selalu menghampirinya. Dimulai dari penjualan kartu secara keliling dari
sebuah kamar kost, usaha tersebut berjalan sukses.
Hingga saat ini Harvest telah memiliki beberapa perusahaan pendamping.
Boleh dibilang Andrie Wongso sejak tahun 80-an telah menjadi seorang
motivator karena produk Harvest pada awalnya berupa kartu berisikan
ucapan motivasi yang kemudian berkembang menjadi produk-produk inovatif
lainnya. Tahun 1992 adalah momentum bagi Andrie Wongso untuk terjun
secara total dalam bidang motivasi.
Dalam bidang motivation training, Andrie menggagas sebuah pemikiran
filosofis Action and Wisdom Motivation Training. Filosofi terkenal dari
Andrie Wongso adalah “Success is My Right” yang lahir delapan tahun yang
lalu. Pelatihan yang diberikan Andrie Wongso kini sudah merambah ke
seluruh lapisan, baik perguruan tinggi, BUMN, perusahaan swasta, atlet
dan lain-lain.
"Masa, saya yang SD tidak tamat saja bisa (sukses), lha wong kalian yang
sarjana, tamat SMA, lahir dari keluarga mampu, nggak sukses?" begitu
kira-kira logika Pak Andrie. Maka, berbahagialah orang yang miskin,
sekolah rendah, tapi sukses!
Begitulah kisah sukses Andrie Wongso seperti kisah sukses warga Tionghoa
lain yang memulai usaha dari nol, jualan kelontong, Andrie Wongso
berkembang seperti sekarang. Jadi pembicara di mana-mana. Termasuk
menceramahi profesor doktor. So bagi kita yang masih belum pernah
menikmati apa itu kesuksesan, marilah kita nikmati kehidupan kita yang
sekarang tapi tetap bergerak menuju impian kita masing-masing. Tuhan
mungkin menunda tapi tidak menolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar